Sabtu, 22 September 2012


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
 
Praktikum V
Penurunan Titik Beku Larutan




 













Oleh:

Nama Mahasiswa           : A’AN ZAHROTUL WALIDAH
NIM                                   : M0211001
Hari/Tgl Praktikum      : Kamis, 10 Nopember 2011
Kelompok                         : 1 (satu)
Asisten Pembimbing      :  Diniyah



LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

PERCOBAAN 5
PENENTUAN TITIK BEKU
1.      TUJUAN PERCOBAAN
 Mahasiswa dapat menentukan penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl

2.      PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan kali ini adalah menghitung penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl dengan menghitung terlebih dahulu massa dan molalitas suatu zat terlarutnya, selanjutnya membandingkan titik beku pelarut murni (air) dan larutan urea serta larutan NaCl.
3.      DASAR TEORI
Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disoasiasi (larutan non elektrolit ) , sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal,Kb, sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf.
Untuk larutan encer berlaku :
             Tb = m.Kb
             Tf = m.Kf
Dengan :
            Tb        = kenaikan titik didih larutan
             Tf       = penurunan titik didih larutan
            Kb       = kenaikan titik didih molal
            Kf        = penurunan titik beku molal
            M         = molalitas larutan
Besarnya mlalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding terbalik dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit) , besarnya penurunan tekanan uap larutan , kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajat disosiasi larutan.

                                                (sumber: modul e-learning / penentuan titik beku)

Zat elektrolit dan non elektrolit
Berdasarkan sifat fisis larutannya, zat yang larut dalam air digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu zat elektrolit dan non elektrolit. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik, misalnya larutan gula, sedangkan larutan elektrolit  dapat menghantarkan listrik, misalnya larutan garam dan asam sulfat.
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif larutan dapat dibagi menjadi sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Hal ini disebabkan karena zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion , sedangkan zat terlarut pada larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion.

                                                                        (sumber : Arifin : 2007 )

Sifat koligatif larutan non elektrolit
Sifat koligatif larutan dalah sifat larutan yang mengandung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Sifat larutan yang tergolong sifat koligatif adalah :
1.      Penurunan tekanan uap (   P)
Ada suatu zat cair jika dimasukkan dalam suatu ruangan tertutup maka zat cair itu akan menguap sampai ruangan itu jenuh. Pada saat keadaan jenuh tersebut terdapat kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uap jenuhnya.Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh tersebut disebut tekanan uap jenuh. Besarnya tekanan uap jenuh bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel sangat besar berarti sukar untuk menguap dan berarti zat tersebut memiliki tekanan uap jenuh yang relative kecil. Misalnya : garam , gula, glikol , gliserol. Tetapi sebaliknya zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil berarti mudah untuk menguap dan berarti zat tersebut memiliki tekanan uap jenuh yang relative besar. Zat ini dinamakan atsiri, Misalnya : etanol dan eter. Tekanan uap jenuh akan bertambah apabila suhu dinaikkan.
      Apabila kedalam suatu pelarut dilarutkan zat yang sulit menguap , ternyata tekanan uap jenuhnya lebih rendah daripada tekanan ua jenuh pelarut murni. Dalam hal ini uap jenuh larutan dianggap hanya mengandung uap zat pelarut. Selisih antara tekanan uap jenuh pelrut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut Penurunan tekanan uap (   P). Dan ketika larutan membeku , yang membeku adalah pelarutnya . Zat terlarut tidak membeku, dengan demikian larutan makin pekat , titik bekunya makin rendah , jadi larutan tidak membeku pada suhu tetap.
      Hubungan antara tekanan udara , tekanan uap, titik didih , titik beku air murni dan larutan dapat disimpulkan :
Ø  Titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni ( Tb larutan < Tb pelarut ) maka kenaikan titik didih (    Tb) dinyatakan :
     Tb = Tb larutan – Tb pelarut
  Tb larutan = Tb pelarut -     Tb
Ø  Titik beku larutan lebih tinggi daripada titik beku pelarut murni(Tf larutan < Tf pelarut ) maka penurunan titik beku(    Tf) dinyatakan :
Tf = Tf pelarut- Tf larutan
Tf= Tf pelarut -     Tf
                                                      (sumber : Rama, Michael, 1999)

2.      Kenaikan Titik didih (   Tb)
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu samadengan tekana luar (tekanan yang dikenakan pada permukaan cairan ). Apabila tekanan uap sama dengan tekanan luar maka gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong ke permukaan menuju fase gas. Oleh karena itu titik didih larutan bergantung pada tekanan luar. Biasanya yang dimaksud titik didih normal yaitu pada tekanan 1 atm (760 cmHg).    Titik Didih normal air adalah 100 C. Persamaanya adalah :
                         Tb = m.Kb
            Dimana :        Tb          = kenaikan titik didih larutan
                              m               = kemolalan larutan
                              Kb             = tetapan kenaikan titik didih molal (0,52)
3.      Penurunan tekanan beku (   Tf)
Titik beku dari suatu larutan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan samadengan tekanan uap bentuk padatnya. Pada tekanan 1 atm (760 cm Hg ) titik beku air adalah 0 C  Oleh karena itu tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut maka pelarut akan membeku pada suhu 0 C. Jika suhu terus diturunkan maka pelarut padatnya mengalami penurunan tekanan uap lebih cepat daripada larutan. Sehingga pada suhu dibawah titik beku pelarut , tekanan uap larutan samadengan tekanan uap pelarut padat. Persamaannya:
                        Tf = m. Kf
            Dimana :     Tf                         = penurunan titik beku larutan
                                 m                        = kemolalan larutan
                              Kf              = tetapan penurunan titik beku molal (1,86)

4.      Tekanan Osmotik
Berbagai jenis selaput (semipermiable) baik yang buatan maupun yang murni , dapat dilewati molekul pelarut yang kecil tetapi menahan molekul zat terlarut. Apabila dua jenis larutan yang beda konsentrasinya dipisahkan oleh selaput semipermiabel akan terdapat aliran pelarut dari larutan yang encer ke larutan yang pekat. Hal ini terlihat dari bertambah tingginya larutan yang pekat, sedangkan yang encer semakin berkurang, perpindahan ini disebut osmosis.
            Osmosis dapat dicegah dengan member suatu tekanan pada suatu permukaan larutan. Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran dari pelarut murni menuju larutan disebut tekanan osmotic. Tekanan osmotic tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan bergantung pada jenis zat terlarut. Menurut Van’t Hoff : “tekanan osmosis larutan berbanding lurus dengan konsentrasi molar dan suhu mutlak larutan . Persamaannya :
                        π=M.R.T
            dimana : π      = tekanan osmotic
                         M        = kemolaran larutan
                         R         = tetapan gas ideal (0,082)
                         T         = suhu mutlak
                       
                                    (sumber :Rosenberg,Jerome L:1980)

Sifat koligatif larutan elekrolit
            Senyawa elektrolit (asam, basa, garam ) dalam air akan terurai menjadi ion, maka jumlah partikel dalam akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan zat non elektrolit.Zat elektrolit dalam air akan terionisasi menjadi ion-ion. Peruraian ini menyebabkan penambahan jumlah partikel. Penambahan partikel ini menyebabkan sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai nilai lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit , untuk larutan-larutan dengan konsentrasi sama.
            Mudah atau tidaknya za elektrolit terionisasi ditentukan oleh derajat ionisasi (α), dinyatakan :
α = jumlah mol yang terionisasi
      jumlah mol mula-mula

Jika konsentrasi larutan M (molaritas) maka:
Jumlah mol yang terionisasi = jumlah mol mula-mula . α
                                           = M.α
Selanjutnya , pertambahan jumlah zat akibat zat elektrolit dapat digambarkan :
A (elektrolit)         n . B (ion)
Mula-mula       = M
Terionisasi       = -M.α              n.M.α
Setimbang        =M-M.α           n.M.α
                        Jumlah partikel dalam larutan = M-M.α + n.M.α
                                                                      = M (1 + ( n – 1) α)
                                                                  i = (1 = (n-1) α)
                        Sehingga rumus untuk zat elektrolit adalah :
Ø       Tb = m. Kb . i
Ø       Tf = m. Kf. i
Ø   π= M.R.T. i
(sumber:Susilowati,Endhang:2007)
4.      ALAT DAN BAHAN
A.     Alat :
a.       Gelas ukur                                                 1 buah
b.      Tabung reaksi                                5 buah
c.       Pengaduk                                       1 buah
d.      Gelas kimia                                                1 buah
e.       Termometer                                   1 buah
f.       Stopwatch ponsel                           1 buah
g.       Penangas                                        1 buah
h.      Cawan                                           1 buah
i.        Timbangan analitik                                    1 buah
B.     Bahan
a.       NaCl                                              (1,17 gram dan 0,58 gram )
b.      Urea                                               (0,6 gram dan 1,25 gram )
c.       Es batu                                           secukupnya    
d.      Aquades                                        (masing-masing 10 ml)
e.       Garam dapur                                  secukupnya
C.     Gambar alat utama
     1


 
                                                                                                        2
                                                                                                            3
                                                                                               
                                                                                                        4




























 


Atau :
Keterangan :
1.      Tabung reaksi                          3. Es batu
2.      Penangas                                  4. Garam dapur
5.      METODELOGI PERCOBAAN
Aquades 10 ml
          Dimasukkna
                        Tabung reaksi
                                    Dimasukkan
                         Penangas yang berisi bongkahan
                         Es batu dengan garam dapur
                                    Dibiarkan hingga :
                        Seluruh aquades membeku
                                    Diukur,dikeluarkan
                          Suhu setiap waktu 30 detik
                          Hingga semua padatan melebur
                           Kembali
                                    Dicatat
                           Hasil pengukuran
                   










                        NaCL 1,17 gram
                                    Ditambah
                        Aquades 10 ml
                                    Dilarutkan dalam :
                        Gelas kimia
                                    Dimasukkan (5 ml larutan tersebut) dalam:
                        Tabung reaksi
                                    Dimasukkan
                        Penangas yang berisi campuran
 es batu dan garam dapur
            dibiarkan hingga:
larutan membeku
            dikeluarkan, diukur, dicatat
suhu tiap 30 detik
hingga semua melebur











NaCL 0.58 gram
                                    Ditambah
                        Aquades 10 ml
                                    Dilarutkan dalam :
                        Gelas kimia
                                    Dimasukkan (5 ml larutan tersebut) dalam:
                        Tabung reaksi
                                    Dimasukkan
                        Penangas yang berisi campuran
 es batu dan garam dapur
            dibiarkan hingga:
larutan membeku
            dikeluarkan, diukur, dicatat
suhu tiap 30 detik
hingga semua melebur

                       









urea 0,6 gram
                                    Ditambah
                        Aquades 10 ml
                                    Dilarutkan dalam :
                        Gelas kimia
                                    Dimasukkan (5 ml larutan tersebut) dalam:
                        Tabung reaksi
                                    Dimasukkan
                        Penangas yang berisi campuran
 es batu dan garam dapur
            dibiarkan hingga:
larutan membeku
            dikeluarkan, diukur, dicatat
suhu tiap 30 detik
hingga semua melebur











urea 1.25 gram
                                    Ditambah
                        Aquades 10 ml
                                    Dilarutkan dalam :
                        Gelas kimia
                                    Dimasukkan (5 ml larutan tersebut) dalam:
                        Tabung reaksi
                                    Dimasukkan
                        Penangas yang berisi campuran
 es batu dan garam dapur
            dibiarkan hingga:
larutan membeku
            dikeluarkan, diukur, dicatat
suhu tiap 30 detik
hingga semua melebur











6.      DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.     DATA HASIL PENGAMATAN
Waktu
(30 detik ke :
Aquades 10 ml
NaCl 1,17 gram + aquades 10 ml
NaCl 0,58 gram + aquades 10 ml
Urea 1.25 gram + aquades 10 ml
Urea 0,6 gram + aquades 10 ml
1
5
5
-3
-3
Tidak membeku
2
5
6
-1
-3
3
4
8
1
-2
4
4
11
4
4
5
4
13
7,5
5

B.     PEMBAHASAN
Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan samadengan tekanan uap bentuk padatnya. Pada tekanan 1 atm (760 cm Hg ) titik beku air adalah 0 C. Jika titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni , maka hal tersebutdikatakan terjadi penurunan titik beku  (  Tf )Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik beku pada larutan urea dan larutan NaCl pada berbagai keadaan konsentrasi zat terlarut. Berdasarkan teori yang ada, penambahan konsentrasi zat terlarut akan memperbesar penurunan titik beku larutan. Karena ketika larutan membeku , yang lebih membeku adalah pelarutnya, sedangkan zat pelarutnya belum membeku, sehingga untuk membekukannya secara keseluruhan diperlukan suhu yang lebih rendah dari titik beku pelarut, oleh karena itu dinamakan penurunan titik beku.
      Pada percobaan ini, urea merupakan larutan non elektrolit karena tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak terurai menjadi ion-ion. Sedangkan NaCl merupakan larutan elektrolit karena dapat menghantarkan arus listrik dan tidak terurai menjadi ion-ion. Prinsip dari percobaan ini adalah menghitung penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl dengan menghitung terlebih dahulu massa dan molalitas suatu zat terlarutnya, selanjutnya membandingkan titik beku pelarut murni (air) dan larutan urea serta larutan NaCl.
Alat-alat yang digunaka adalah :
Ø   tabung reaki                : untuk tempat larutan uji
Ø  Gelas ukur                   : untuk mengukur dalam pengambilan larutan
Ø  Gelas kimia                  : untuk tempat mengaduk larutan
Ø  Pengaduk                     : untuk mengaduk larutan
Ø  Timbangan analitik      :untuk menimbang zat yang akan digunakan dalam percobaan (urea dan NaCl)
Ø  Cawan                         : sebagai wadah untuk menimbang NaCl dan urea
Ø  Stopwatch                    : untuk menentukan waktu ukur
Ø  Termometer                 :untuk mengukur suhu larutan
Ø  Penangas                      : untuk tempat es batu yang akan digunakan untuk membekukan larutan,
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain : urea , NaCl, garam dapur, akuades dan es batu.
            Pada percobaan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah  mengisi penangas dengan es batuhingga penuh , kemudian ditambahkan garam dapur secukupnya. Tujuan dari penambahan garam dapur tersebut adalah agar es batu yang ada dalam penangas tidak mencair( mempercepat proses pembekuan), sebagaimana telah kita ketahui bahwa garam dapur tersebut adalah zat yang memiliki gaya tarik menarik sangat besar dan berarti sukar untuk menguap serta memiliki tekanan uap jenuh yang relative kecil sehingga bila dicampurkan dengan es batu, suhu es batu akan terjaga maka tidak mudah mencair. Dengan kata lain , fungsi garam dapur adalah untuk menaikkan titik beku es batu. Setelah ditambahkan garam dapur, diisiskan aquades 10 ml ke dalam tabung reaksi dan dan tabung yang berisi aquadest tersebut dimasukkan kedalam penangas yang telah diiisi es batu dan garam dapur tadi, ditunggu hingga terjadi pembekuan pada aquades yang merupakan pelarut murni. Setelah membeku, tabung reaksi tersebut dikeluarkan dan diukur suhunya serta diamati dan dicatat perubahan suhunya setiap selang 30 detik, hingga semua padatan aquades tersebut mencair (melebur).
            Pada percobaan kedua digunakan urea (CO(NH2)2) untuk mengetahui besarnya titik beku pada larutan urea (CO(NH2)2). Disini digunakan dua massa yang berbeda ( variasi ), yaitu 0,6 gram dan 1,25 gram. Langkah yang dilakukan adalah menimbang urea sebanyak 0,6 gram kemudian dilarutkan dengan aquades 10 ml dalam gelas kimia hingga semua serbuk larut, dengan cara diaduk. Sebanyak 5 ml hasil pelarutan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi . Selanjutnya tabung reaksi yang berisi larutan urea tersebut dimasukkan kedalam penangas yang telah berisi es batu dan garam dapur , dibiarkan hingga larutan membeku. Setelah membeku, tabung reaksi dikeluarkan , diukur dan dicatat suhunya. Setiap 30 detik suhunya diamati dan dicatat kembali hingga semua padatan urea mencair (melebur) . Langkah yang sama dilakukan pada urea 1,25gram, sehingga dari pengamatan tersebut diperoleh titik beku larutan urea dengan massa yang berbeda.
            Setelah pada percobaan larutan urea selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan percobaan larutan NaCl ,dengan massa yaitu 1,17 gram dan 0,58 gram. Langkah yang dilakukan adalah menimbang NaCl sebanyak 0,58 gram kemudian dilarutkan dengan aquades 10 ml dalam gelas kimia hingga semua serbuk larut, dengan cara diaduk. Sebanyak 5 ml hasil pelarutan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi . Selanjutnya tabung reaksi yang berisi larutan NaCl tersebut dimasukkan kedalam penangas yang telah berisi es batu dan garam dapur , dibiarkan hingga larutan membeku. Setelah membeku, tabung reaksi dikeluarkan , diukur dan dicatat suhunya. Setiap 30 detik suhunya diamati dan dicatat kembali hingga semua padatan NaCl mencair (melebur) . Langkah yang sama dilakukan pada NaCl  1,17 gram, sehingga dari pengamatan tersebut diperoleh titik beku larutan NaCl dengan massa yang berbeda.
            Dari percobaan ini didapat hasil titik beku, sebagai berikut :
Ø  Aquades                      = 5 C
Ø  Urea 0,6gram               = tidak membeku
Ø  Urea 1,25 gram                        = (-3) C
Ø  NaCl 1,17 gram           =6 C
Ø  NaCl 0,58 gram           = (-1) C

Selanjutnya dari data diatas , maka dapat dicari penurunan titik beku (    Tf ) untuk masing-masing larutan  dengan rumus :
  Tf = Tf0 – Tf   , maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Ø  Aquades                      = (-5) C
Ø  Urea 0,6gram               = tidak membeku
Ø  Urea 1,25 gram                        = (3) C
Ø  NaCl 1,17 gram           =(-6) C
Ø  NaCl 0,58 gram           = (1) C
Sedangkan berdasarkan perhitungan molalnya, penurunan titik beku untuk masing-masing larutan adalah sebagai berikut :
Ø  Aquades                      = 0 C
Ø  Urea 0,6gram               = 1,86  C
Ø  Urea 1,25 gram                        = 4 C
Ø  NaCl 1,17 gram           = 7,4  C
Ø  NaCl 0,58 gram           = 3,72  C
Berdasarkan hasil kedua hasil perhitungan diatas , didapatkan perbedaan  nilai suhu  penurunan titik didih larutan (     Tf ) yang cukup significant,
·         Pada aquades yang merupakan pelarut murni dimana nilai suhunya yang sebenarnya adalah 0 C tapi dalam hasil percobaan didapatkan nilai suhunya sebesar (-5) C , hal ini mungkin dikarenakan karena beberapa kesalahan seperti saat pengukuran suhu menggunakan thermometer, praktikan kurang cepat sehingga sebagian padatan aquades sudah melebur.
·         Pada NaCl, nilai penurunan titik bekunya pun berbeda , disebabkan  karena NaCl merupakan larutan elektrolit kuat sehingga proses pembekuannya berlangsung lebih lama , tetapi meleburnya lebih cepat . (karena titik beku bergantung pada pertambahan jumlah partikel larutan akibat terjadinya ionisasi. )
·         Pada urea 0,6 gram tidak membeku , hal ini dikarenakan urea merupakan zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel sangat besar sehingga sukar untuk menguap dan berarti zat tersebut memiliki tekanan uap jenuh yang relative kecil.
Perbedaan nilai penurunan titik beku berdasarkan hasil percobaan diatas dapat terjadi disebabkan karena beberapa kesalahan , antara lain :
ü  Larutan yang sudah membeku, tapi ketika akan dilakukan pengukuran suhu menggunakan thermometer , praktikan kurang cepat sehingga padatan dari suatu larutan tersebut sudah mulai melebur.
ü  Ketika mengukur suhu, praktikan menyentuh thermometer (cara  memegang thermometer yang kurang tepat )sehingga mempengaruhi besarnya suhu yang terjadi.
ü  Kesalahan dalam pembacaan skala thermometer (mata praktikan tidak sejajar dengan skala thermometer. Keslahan ini disebut kesalahan paralaks.
ü  Kesalahan dalam pengukuran waktu (waktu saat memencet tombol stopwatch tidak sama dengan suhu yang ditunjuk thermometer)
ü  Larutan pada saat dibekukan sedikit tercampur dengan tetesan air es yang dimasukkan ketika menambahkan es batu pada penangas.
ü  Larutan yang dibekukan sering diangkat untuk diketahui apakah sudah memadat/belum(dibekukan-diangkat lagi-dibekukan lagi-diangkat lagi-begitu seterusnya )sehingga larutan tersebut sukar untuk membeku kembali.
ü  Suhu lingkungan mempengaruhi suhu thermometer.


7.      KESIMPULAN
Titik beku dari suatu larutan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan samadengan tekanan uap bentuk padatnya. Faktor-faktor yang mengalami titik beku larutan adalah besarnya massa zat terlarut dan titik beku larutan. Semakin besar massa zat terlarut maka penurunan titik bekunya makin besar dan semakin tinggi titik beku larutan makan semakin tinggi pula penurunan titik bekunya.
Hasil penurunan titik beku larutan berdasarkan titik beku larutannya adalah :
Ø  Aquades                      = (-5) C
Ø  Urea 0,6gram               = tidak membeku
Ø  Urea 1,25 gram                        = (3) C
Ø  NaCl 1,17 gram           =(-6) C
Ø  NaCl 0,58 gram           = (1) C
Hasil penurunan titik beku larutan berdasarkan zat terlarutnya adalah :
Ø  Aquades                      = 0 C
Ø  Urea 0,6gram               = 1,86  C
Ø  Urea 1,25 gram                        = 4 C
Ø  NaCl 1,17 gram           = 7,4  C
Ø  NaCl 0,58 gram           = 3,72  C

8.      DAFTAR PUSTAKA
1.      Arifin , AH.AL.dkk. 2007. Panduan belajar kelas II SMA IPA KIMIA . Yogyakarta:Primagama
2.      Modul e-learning / Penentuan titik beku
3.      Rama, Michael. 1999.Bahan ajar Kimia SMA / MA. Jakarta:Gunung Ilmu
4.      Rosenberg, Jerome L. 1980. Theory and Problems of collage chemistry 6th edition (Schaum Series). Univercity of Pittsburgh: Mcbrow Hill.inc
5.      Susilowati, Endhang.2007.Kimia SMA II.Surakarta: Tiga serangkai
9.      LAMPIRAN
·         Perhitungan





                                                                                                            Surakarta , 10 November 2011
            Mengetahui,
                Asisten                                                                                             Praktikan


            (  Diniyah )                                                                                       (A’an Zahrotul W.)                                                            











PERHITUNGAN
A.     Menggunakan rumus    Tf = Tf0 – Tf  
          = 0 C – Tf larutan
1.      Tf Aquades  = 0 C – 5 C
 = (-5) C
2.      Tf urea 0.6 gram    = tidak membeku
3.      Tf urea 1,25 gram = 0 C – (-3) C
= 3 C
4.      Tf NaCl 1,17 gram             = 0 C – 6 C
= (-6)C
5.      Tf NaCl 0,58 gram             = 0 C – (-1) C
= 1 C
B.     Menggunakan rumus     Tf = massa. 1000. Kf .i(jika larutan elektrolit)
Mr. volume (ml)
dengan:  Mr urea  = 60
            Mr NaCl  = 58,5

1.       Tf aquades(pelarut murni)            = 0 C
2.       Tf urea 0.6 gram               = 0,6gram.1000ml .1,86
   60. 10ml
= 1,86 C
3.       Tf urea 1,25 gram             = 1,25gram.1000ml. 1,86
   60. 10ml
 = 4 C
4.       Tf NaCl 1,17 gram                        = 1,17 gram. 1000 ml.1,86. 2
   58,5. 10ml
 = 7,4 C
5.       Tf NaCl 0,58 gram                        = 0,58 gram. 1000 ml. 1,86. 2
   58,5. 10ml
 = 3,72 C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar