KALORIMETER
A’an,
Abdul, Adi, Adik, Agung.P, Agung.S, Ahmad, Arif, Aris, A.Maya, Beta, Rifa

Abstract
Simple calorimeter experiments have been conducted with the aim of determining
the amount of electrical energy released in the calorimeter, determining the
amount of heat energy received in the calorimeter and determining the value of
equality between heat and electricity that occurred. Experimental
method was based on two laws, namely the law of conservation of
energy, principle black. This experiment was implemented by using different water masses and
also the length of time the electricity that is different. This experiment also
used ammeters arranged in series and voltage arranged in parallel and the
existence of barriers to conducting electricity in the calorimeter. The results
of experimental data was obtained by electric current, electric voltage, mass, temperature, and
time so that was retrieved heat energy,
electrical energy and the value of equality between calor
and electricity.

1. Pendahuluan
Di
era globalisasi saat ini, banyak sekali
pemanfaatan alat yang menerapkan pengonversian energi. Salah satunya yaitu pengonversian
energi listrik menjadi energi
panas (kalor). Istilah kalor dapat diartikan sebagai energi yang ditransfer
dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Dalam
kehidupan sehari-hari,
ada banyak alat yang menggunakan prinsip perubahan energi, diantaranya yaitu seterika listrik.
Untuk menghasilkan kalor, energi listrik yang diterima oleh seterika diubah
menjadi energi
kalor. Contoh lain yaitu rice cooker,
solder listrik dan masih banyak lagi alat dalam kehidupan sehari-hari yang
menggunakan prinsip pengubahan energi
listrik menjadi energi
kalor.
Proses pengubahan energi tersebut sesuai dengan hukum kekekalan
energi yang menyatakan
bahwa energi
tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan tetapi hanya dapat diubah dari satu
bentuk energi
ke bentuk energi
lain. Konsep perubahan energi
ini dapat dibuktikan melalui alat yang disebut kalorimeter.
Percobaan dilakukan
dengan tujuan untuk dapat menentukan nilai kesetaraan antara energi listrik dan energi kalor, dapat menentukan besarnya energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter dan untuk menentukaan
besarnya energi
kalor yang diterima oleh kalorimeter.
Hal ini sesuai dengan azas Black yang menyatakan bahwa kalor yang dilepas oleh
suatu sistem
sama dengan kalor yang diterima oleh sistem
tersebut. Dalam percobaan ini, energi
listrik yang dilepaskan akan diterima dalam kalorimeter sehingga akan terjadi
perubahan panas pada sistem kalorimeter.
Dalam percobaan ini,
ada beberapa landasan teori yang harus diperhatikan. Diantaranya yaitu hukum
kekekalan energi yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dalam pengubahannya, dapat terjadi
pembebasan dan penerimaan kalor. Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya
karena perbedaan suhu. Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu zat
dapat ditentukan melalui
percobaan, yaitu dengan mengukur perubahan suhu yang terjadi. Apabila massa dan
kalor jenis zat sistem diketahui maka jumlah kalor dapat
dihitung dengan persamaan,
Q=
m x c x Δt
dengan Q : Jumlah kalor( Joule ) m : massa (gram)
c : kalor
jenis ( J/gr⁰C) Δt :
perubahan suhu (⁰C)
Kalor reaksi dapat ditentukan menggunakan kalorimeter. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan
materi maupun energi)
dengan lingkungan di luar kalorimeter.
Dengan mengukur perubahan temperatur di dalam kalorimeter, dapat ditentukan jumlah
kalor yang diserap atau
dibebaskan
oleh larutan serta perangkat kalorimeter
berdasarkan persamaan yang
telah ditulis sebelumnya.
Percobaan ini berhubungan dengan dua
bentuk energi
yaitu energi
kalor dan energi
listrik. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu resistor
dinyatakan dengan persamaan,
W=
V
x I x t
dimana W : energy listrik (Joule) I :
arus listrik (Ampere)
V : tegangan listrik (Volt ) t : waktu ( sekon )
Dalam percobaan ini, energi listrik yang dilepaskan akan diterima
oleh air dan kalorimeter.
Berdasarkan azas Black bahwa kalor yang
dilepas sama dengan kalor yang diterima maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima
oleh air dalam kalorimeter
dan kalorimeter itu
sendiri sehingga akan terjadi perubahan panas pada air dan kalorimeter.
Adapun
besarnya nilai kesetaraan kalor-listrik dapat dinyatakan dengan persamaan,

dimana

V :
tegangan listrik (Volt)
I :
arus listrik (ampere)
t :
waktu (sekon)
ck : kalor jenis kalorimeter (J/Kg K)
ma : massa air dalam kalorimeter (Kg)
ca : kalor jenis air (J/Kg K)
ta : suhu akhir zat (K)
t :
suhu mula-mula (K)
mk :
massa kalorimeter
kosong dan pengaduk (Kg)
2. Metode Eksperimen
Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Pusat
Universitas Sebelas Maret dengan suhu ruangan sebesar 27˚C.
Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2011. Alat yang digunakan adalah kalorimeter
untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi
kimia. Adapun metode yang digunakan adalah metode pengambilan data dari
eksperimen. Tahap-tahap
penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut,
a. Tahap
Persiapan
Tahap
ini meliputi pengalibrasian dan perangkaian alat percobaan yang meliputi catu
daya, satu set kalorimeter, dan 4 alat ukur yaitu voltmeter, ampermeter, termometer
serta neraca.
b.
Tahap Pengambilan dan
Pengolahan Data
Pengambilan data dilakukan dengan mengukur
massa kalorimeter dan air menggunakan neraca dan mengukur suhu awal air.
Kemudian kuat arus diukur menggunakan ampermeter, tegangan diukur menggunakan
voltmeter serta perubahan suhu diukur dengan termometer setiap 2 menit. Pengambilan
data dilakukan sebanyak lima kali. Pengolahan data awal yaitu mengonversi nilai
skala ke Satuan Internasional. Selanjutnya, energi listrik yang dilepaskan
dalam kalorimeter dihitung dengan persamaan W = V x I x t. Dan besarnya energi
kalor yang diterima oleh sistem kalorimeter dihitung dengan persamaan Qtotal
= mair cair
Δt
+ mkalorimeter
ckalorimeter
Δt.
Serta nilai kesetaraan kalor listrik ditentukan dengan persamaan
Ɣ
=

3. Hasil dan Pembahasan
1. Percobaan
I
No.
|
V (volt)
|
I (ampere)
|
T (sekon)
|
Mk(kg)
|
Ma(kg)
|
T(°C)
|
Ta (°C)
|
1
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,122
|
27
|
28
|
2
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,122
|
28
|
29
|
3
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,122
|
29
|
31
|
4
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,122
|
31
|
33
|
5
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,122
|
33
|
35
|
2.
Percobaan II
No
|
V (volt)
|
I (ampere)
|
T (sekon)
|
Mk(kg)
|
Ma(kg)
|
T(°C)
|
Ta (°C)
|
1
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,142
|
27
|
28
|
2
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,142
|
28
|
30
|
3
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,142
|
30
|
32
|
4
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,142
|
32
|
33
|
5
|
11
|
1,1
|
120
|
0,14
|
0,142
|
33
|
35
|
Kalor
merupakan bentuk energi
sehingga dapat diubah dari
bentuk
satu kebentuk lainnya.
Dalam percobaan ini, berdasarkan
pada prinsip pengonversian energi
dari suatu bentuk energi
kebentuk energi
lain. Prinsip kerja dari kalorimeter
ini adalah proses pengubahan energi
listrik menjadi energi
kalor sesuai dengan hukum kekekalan
energi.
Adapun energi
listrik pada percobaan ini diperoleh dari catu daya DC yang dihubungkan dengan kalorimeter sehingga ion-ion air dalam kalorimeter saling bertumbukan dengan
muatan-muatan listrik yang dialirkan.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan suhu pada air dalam kalorimeter karena panas atau kalor yang
dihasilkan dari energi
listrik diserap oleh air dan kalorimeter.
Selain hukum kekekalan energi, percobaan ini berdasarkan
pada azas Black yang menyatakan bahwa jika dua buah
benda suhunya berbeda maka benda yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan
kalor dan benda yang suhunya rendah akan menyerap kalor sehingga jumlah kalor yang
dilepaskan sama dengan
kalor yang diserap.
Dalam
percobaan kali ini alat dan bahan
digunakan sebagai berikut, kalorimeter: sebagai alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam reaksi. Dalam rangkaian kalorimeter ini, terdapat resistor yang berfungsi
menghasilkan panas
yang kemudian diserap oleh air dan kalorimeter
sehingga terjadi perubahan bentuk energi
dari energi
listrik menjadi energi
panas. Termometer untuk
mengukur perubahan suhu pada
sistem. Neraca
untuk menimbang massa air
dan kalorimeter. Catu daya listrik DC sebagai sumber tegangan listrik DC. Amperemeter untuk mengukur kuat
arus listrik. Voltmeter untuk mengukur tegangan listrik. Kabel penghubung sebagai penghubung antar komponen. Stopwatch untuk menghitung waktu. Air sebagai medium perambatan panas. Pengaduk yang berfungsi untuk meratakan
temperatur air dalam kalorimeter.
Sebelum percobaan kalorimeter dilakukan, semua alat dan bahan
disiapkan dan diperiksa kembali.
Langkah awal yang dilakukan yaitu menimbang kalorimeter yang kosong beserta pengaduknya. Setelah itu, calorimeter diisi dengan air dengan massa tertentu hingga resistor yang ada pada penutup kalorimeter terendam. Hal ini dilakukan agar keseluruhan panas yang dihasilkan oleh resistor
dapat diserap oleh air.
Setelah kalorimeter terisi
air kemudian mengukur suhu air dan kalorimeter tersebut dengan
termometer sehingga didapat suhu awal sebelum proses pemanasan.
Setelah mengukur suhu, kemudian menghubungkan voltmeter, ampermeter, serta catu
daya ke stop kontak . Kemudian memilih tegangan yang
akan digunakan yaitu sebesar 12 volt.Karena
jika nilai tegangan yang dipilih
kurang dari 12 volt maka energi
yang dihasilkan terlalu kecil, sehingga proses pemanasan
berlangsung sangat lama. Setelah semuanya siap kemudian menghidupkan
saklar pada catu daya yang dibarengi dengan mulainya stopwatch untuk
mencatat waktu. Selama proses pemanasan,dilakukan pengadukan tabung kalorimeter menggunakan pengaduk secara perlahan agar kalor yang dihasilkan dari catu daya menuju kalorimeter mengalir secara
merata. Pengadukan dilakukan secara perlahan supaya tidak mengenai resistor,
karena dapat menyebabkan voltemeter dan ampermeter error,
sehingga tegangan dan arus yang mengalir tidak dapat ditentukan. Kemudian
mencatat tegangan dan arus yang terbaca dalam selang waktu 2 menit. Dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali.
Rangkaian alat percobaan yang digunakan, memiliki alur rangkaian yang
terdiri dari kalorimeter, voltmeter, ampermeter dan catu
daya. Voltmeter dan sumber tegangan (catu daya) tersusun secara paralel,
sedangkan ampermeter dengan yang lainnya tersusun secara seri. Menghubungkan
kabel-kabel yang ada dengan komposisi sebagai berikut :
Catu daya kutub positif dihubungkan
dengan kalorimeter
kutub positif, kemudian kalorimeter kutub positif dihubungkan
dengan ampermeter kutub positif. Sedangkan ampermeter kutub positif dihubungkan
dengan kalorimeter kutub negatif. Pada voltmeter kutub negatif dihubungkan
dengan catu daya kutub negatif sedangkan voltmeter kutub positif dihubungkan
dengan catu daya kutub positif.
Pada percobaan
calorimeter ini , dilakukan dua variasi massa air yaitu 0,142 kg dan 0,122 kg.
Hasil yang diperoleh pada percobaan I ( massa air = 0,142 kg) adalah :
Qa
= 954,24 joule W =
1452 joule
Qk
= 201,6 joule ϒ =
1,407
Sedangkan hasil yang diperoleh pada
percobaan II (massa air = 0,122 kg) adalah :
Qa
= 819,84 joule W =
1452 joule
Qk
= 201,6 joule ϒ =
1,592
Menurut teori azas
Black ,jika nilai kesetaraan kalor listrik
(ϒ) samadengan 1, itu artinya kalor yang dilepaskan samadengan kalor yang
diserap. Sedangkan pada percobaan ini, ϒ>1 yang artimya panas atau kalor
yang dilepas berupa energy listrik (W) lebih besar dari kalor yang diserap (Q)
, hal ini dimungkinkan terjadi karena kalor yang berasal dari energy listrik
(catu daya) tidak semuanya diserap oleh air dan calorimeter , karena
rangkaiannya merupakan system terbuka (tidak tertutup penuh) sehingga sebagian
kalor yang dihasilkan keluarke lingkungan .
Pada percobaan I dan ll
, nilai energi
listrik (W) adalah
sama. Hal tersebut terjadi karena nilai tegangan listrik adalah sama (12 volt) dan kuat arus juga sama yaitu 1,1
amperemeter. Nilai Qa pada masing-masing percobaan adalah berbeda , sedangkan
nilai Qk tetap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa suatu benda berpengaruh
pada nilai kalor yang diperlukan (Q). Semakin besar massa suatu benda, maka
semakin besar pula jumlah kalor yang diperlukan atau diserap (Q). Sedangkan Qk bernilai
tetap, hal tersebut terjadi karena massa kalorimeter
tetap yaitu (0,14 kg).
Percobaan kalorimeter ini, tidak lepas dari adanya
kendala atau kesalahan. Baik kesalahan paralaks maupun kesalahan system,
diantaranya :
·
Suhu lingkungan
mempengaruhi suhu dalam sistem kalorimeter, misalnya : Termometer yang dipegang tangan praktikum,
sehingga suhu badan praktikan ikut terukur.
·
Voltmeter atau
amperemeter tidak dikalibrasi secara tepat. Kesalahan ini dinamakan kesalahan
sistem ( kesalahan yang melekat pada alat percobaan )
·
Waktu saat menyalakan
stopwatch dan melihat skala pada masing-masing alat ukur (voltmeter,
amperemeter, termometer) tidak bisa bersamaan , sehingga menyebabkan data yang
diperoleh tidak akurat.
·
Pada saat pengadukan selama proses praktikum, adukan mengenai
resistor. Sehingga alat ukur tegangan (voltmeter) dan arus (ampermeter) sedikit
error.
·
Posisi tutup kalorimeter yang kurang pas, sehinga sebagian kalor yang
terbentuk dapat keluar kelingkungan.
4.Kesimpulan
1.
Kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu reaksi.
Sedangkan kalor merupakan sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dan
sekelilingnya sebagai akibat dari adanya perbedaan temperatur.
2.
Pada percobaan
kalorimeter ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada percobaan 1 (
massa air: 0,142 kg)
Qa
= 954,24 joule W =
1452 joule
Qk
= 201,6 joule ϒ =
1,407
Pada percobaan 2 (
massa air : 0,122 kg )
Qa
= 819,84 joule W =
1452 joule
Qk
= 201,6 joule ϒ =
1,592
5. Daftar Pustaka
Purba,
Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Ruswardiatmo,
dkk. 2002. Fisika SLTP Kelas 1.
Jakarta: Sinar Grafika.
Tim Fisika
Dasar 1. 2011. Modul Praktikum Fisika
Dasar 1. Surakarta: Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar