RESUME
Aplikasi
Dietanolamida dari Asam Laurat Minyak Inti Sawit
pada
Pembuatan Sabun Transparan
Surfaktan adalah
salah satu produk dari kelapa sawit. Sedangkan sabun transparan merupakan jenis
sabun untuk muka dan untuk mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut dan
penampilannya lebihberkilau dibanding sabun lain.
Metodologi yang dilakukan dalam
percobaan jurnal tersebut terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. pembuatan DEA
berupa asam laurat (C12H2402) yang
difraksinasi dari minyak inti sawit dan dietanolamina untuk menentukan tegangan
permukaan , tegangan antar muka dan nilai pH.
2. pemilihan
formula sabun transparan
3. aplikasi
DEA pada pembuatan sabun transparan
4.
karakteristik produk, yaitu analisis sifat fisika kimia pada sabun transparan
Hasil yang didapat adalah :
Penurunan tegangan permukaan air terjadi tanpa
penambahan surfaktan dietanolamida , begitu pula nilai tegangan antar muka menurun karena
penambahan surfaktan. Sedangkan nilai pH surfaktan dietanolamida menunjukkan
sifat ke-basa-an dari surfaktan itu sendiri. Pemilihan formula dari sabun transparan
yaitu transparansi, busa dan tekstur. Pada pembuatan sabun transparan
ditambahkan gliserin yang berfungsi sebagai humektan dan juga sebagai pelembut,
minyak jarak sebagai penjernih sabun, trietanolamida berperan dalam proses
penyabunan, dietanolamida sebagai penstabil busa dan membuat busa lebih lembut,
sukrosa untuk mencegah kristalisasi dan meningkatkan kekerasan sabun
transparan, NaOH sebagai bahan pembuat stok (adonan akan menjadi lebih keras
dan lengket, serta DEA untuk proses pembusaan.
Semua bahan dicampur kemudian diaduk agar bahan
tercampur sempurna dengan kecepatan dan suhu tertentu agar tidak terjadi
penggumpalan dan agar tidak akan menghambat dalam proses pencetakan sabun
transparan. Untuk pengukuran kadar air dan zat menguap dilakukan untuk
membandingkan kadar air sabun transparan yang dihasilkan dari konsentrasi DEA,
dimana ini erat kaitannya dengan criteria mutu sabun transparan itu sendiri
yaitu sabun dengan kadar air yang lebih rendah mengindikasikan akan mempunyai
daya simpan yang relative lebih lama karena adanya asam lemak yang lebih banyak
dalam sabun tersebut.
Dalam proses pembuatan sabun , terdapat pula kadar
fraksi yang tidak tersabunkan (senyawa-senyawa yang dapat larut dalam minyak).
Perlu diketahui pula, bahwa kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan harus
memenuhi criteria sabun dimana layak atau tidaknya sabun tersebut digunakan.
DEA sebagai gugus hidrofobik yang dapat mengikat
minyak lebih banyak, sehingga akan mengakibatkan lemak tak tersabunkan
berkurang karena jumlah lemak tak tersabunkan menunjukkan jumlah asam lemak
yang tidak terikat oleh basa.
Pada proses pembuatan sabun juga terdapat bahan yang
tidak larut dalam alcohol misalnya karbonat, silikat, fosfat maupun sulfat.
Bahan yang tidak larut dalam alcohol terjadi karena keduanya tidak memiliki
polaritas yang sama. Penambahan DEA akan mengakibatkan peningkatan bagian tak
larut dalam alcohol pada sabun transparan karena DEA terbuat dari asam lemak.
Alkali bebas pada pembuatan sabun transparan harus berada dalam kisaran “aman”
karena alkali memiliki sifat yang keras dan dapat mengiritasi kulit sehingga
alkali tidakboleh ditambahakan terlalu pekat bahkan berlebih.
Nilai pH sabun tahap aman adalah berkisar 9-11. Jika
pH yang dihasilkan sabun kurang dari batas aman maka hal ini disebabkan karena
DEA bersifat basa lemah sehingga perlu ditambahkan DEA untuk menurunkan pH.
Sedangkan untuk stabilitas busa sabun transparan dipengaruhi karena adanya
konsentrasi DEA.
Parameter selanjutnya dalam pembuatan sabun
transparan adalah kestabilan emulsi sabun ( kekuatan system emulsi yang
terdapat dalam sabun untuk mempertahankan kestabilanny dalam berbagai kondisi
), hubungan antara kestabilan emulsi sabun dengan jumlah konsentrasi DEA adalah
berbanding lurus.
Penambahan konsentrasi DEA akan mengakibatkan
kekerasan sabun transparan yang dihasilkan semakin meningkat.
Kesimpulan
Dalam proses pembuatan sabun transparan terdapat
beberapa parameter yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
Tegangan permukaan, tegangan antar muka, nilai pH,
pemilihan formula, kadar air dan menguap, jumlah asam lemak, kadar fraksi tak
tersabunkan, bagian tak larut dalam alcohol, kadar alkali bebas, stabilitas
busa, stabilitas emulsi sabun,dan kekerasan sabun transparan itu sendiri.
Dari semua parameter tersebut, hal yang paling berpengaruh
adalah jumlah konsentrasi DEA yang ditambahkan dalam pembuatan sabun transparan
tersebut.
TUGAS
JURNAL DAN RESUME dengan TOPIK “ PEMBUATAN SABUN”
Nama : A’an Zahrotul W.
NIM : M0211001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar